Sabtu, 17 April 2010

Hidupmu Fatamorgana II

Pergi menjauhi kehidupanmu yang dulu, lingkungan yang memberikanmu kesenangan, rasa bangga, cinta, kenangan yang amat baik, senyuman, sampai kesedihan, kalut hati, amarah, hingga kamu merasa tak kuat lagi, meninggalkan semua yang baik dan buruk, mendatangi sebuah tempat yang akan memberikanmu banyak hal yang baru. Tapi kau takkan pernah tau apakah tempat itu akan seperti tanah subur yang amat luas dengan pepohonan, buah-buah segar , laut yang amat jernih, burung-burung yang setiap pagi akan bernyanyi untukmu, orang-orang yang menyapamu dengan amat ramah, melemparkan senyumannya kepadamu setiap saat, yang akan memberikanmu kebahagian yang amat sangat kau inginkan, atau seperti sebuah tanah gersang berpasir tebal, tak ada sumber mata air, kering kerontang, panas mencekang, yang bahkan memaksamu untuk mati, kau takkan pernah tau itu. Tapi jika seandainya di tanah gersang itu akan memberikan sesuatu hal yang amat sangat kau harapkan itu terjadi yang takkan pernah kau dapatkan di sebuah tanah subur itu, apa kau akan tetap mendatangi tempat itu?

Saat kau berada di tanah gersang itu, di satu sisi kamu merasa sangat bahagia karena kesedihan yang selama ini kamu pendam kini sudah tak ada lagi, kini telah berubah menjadi kesenangan yang sama. Namun di sisi lain, tanpa kau sadari, tempat itu tak menerimamu. Dia mengusirmu, menatapmu tajam, menyindirmu, mengatakan omong kosong besar, rasa ingin membunuhmu, membuat semua orang memikirkan hal sama seperti yang dia katakan, membuatmu tersudut dan menganggap sepenuhnya adalah kesalahanmu, padahal tidak. Membuatmu ingin segera pergi dari tempat itu detik itu juga, mencari tempat yang luas dan berteriak sekencang mungkin, menceritakan semua apa yang tersendat di dadamu, membuatmu ingin meninggalkan semuanya, membuatmu rela melepaskan semua kebahagiaan yang sangat kau harapkan dan menyerahkan semuanya dengan ikhlas untuk dia, walaupun di satu sisi kau merasa tersakiti. Tapi jika ada seorang cupid yang siap membantumu saat itu, lalu ia mengatakan hal sangat kau harapkan untuk terucapkan tapi bukan dari mulutmu, adalah sebuah keajaiban yang sangat besar, anugrah yang amat dahsyat. Berterima kasihlah kepadanya yang mungkin tak sebanding dengan apa yang telah ia lakukan padamu, tapi cobalah.

0 comments:

Posting Komentar